January 6th, 2010 •
Related •
Filed Under
SEJARAH TANAMAN PADI
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies,
tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika,
Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari
dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia,
sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza
glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza
officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya
tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang,
akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi
daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan
baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan
didaerah sub tropika.
C. ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki
nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat
dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.
Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat
yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang
mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan
energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap
orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras
maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung
berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat
kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur
mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain
sebagainya.
D. SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan
atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman
padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah
yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan
tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18
-22 cm dengan pH antara 4 -7.
BAB II
BERCOCOK TANAM PADI
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang
setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus
sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang
oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara
yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan
tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak
terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
PADI SAWAH
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu
sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam
proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang
baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan
hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1. PERSEMAIAN
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih
di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena
itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a. Penggunaan benih
- Benih unggul
- Bersertifikat
- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha
b. Persiapan lahan untuk persemaian
- Tanah harus subur
- Cahaya matahari
- Pengairan
- Pengawasan
c.
Pengolahan tanah calon persemaian
- Persemaian kering
- Persemaian basah
- Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak
terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus
dilakukan dengan baik yaitu :
- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan
pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih
dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.
- Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan
cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk
memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi
perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjag
- Lebar bedengan : 100 -150 cm
- Tinggi bedengan : 20 -30 cm
Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar
30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
- Penaburan benih dan pencabutan bibit
- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
¬ Penyiangan
¬ Pengairan
¬ Pemupukan
¬ Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami,
penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian
basah.
Persemaian Basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan
air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan
genangan air. Fungsi genangan air:
- Air akan melunakan tanah
- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
- Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah
yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali.
Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang
terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas
persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem
tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo,
Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
- Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga
- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
- Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah
d. Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
- Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
- Agar terjadi proses tisiologis
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang
akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam
benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah :
- Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
- Benih tersebar rata
- Kerapatan benih harus sama
e. Pemeliharaan persemaian
1) Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air
keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan
sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini
sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan
menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu /
rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan
faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian
yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan digenangi air selama 24 jam
- Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang
hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa
disebar
Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar:
0 Benih yang disebar dapat merata daD mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.
- Benih tidak busuk akibat genagan air
- Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat
- Benih mendapat sinar matahari secara langsung
Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai
dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu
digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi
pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman,
untuk memudahkan pencabutan.
2) Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah
unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP
dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi
zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan
menjelang benih disebar.
2.
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan
a. Pembersihan
- Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
b. Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
c. Membajak
- Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
- Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.
- Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru
- Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
- Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
- Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar
- Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
- Permukaan tanah menjadi rata
- Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
- Penanaman menjadi mudah
- Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3.
PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
2. Menanam
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis
padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah
disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
- Bibit telah berumur 17 -25 hari
- Bibit berdaun 5 -7 helai
- Batang bagian bawah besar, dan kuat
- Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
- Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2)
Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a) Sistim larikan ( cara tanam )
- Akan kelihatan rapi
- Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
- Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
- Dan perlakuan-perlakuan lainnya
- Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
- .Jenis tanaman
- Kesuburan tanah
- Ketinggian tempat / musim
- Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang
banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi
yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih
sempit.
- Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak
tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang
subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang
kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah
yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang
jurang subur.
- Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan
memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam
didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air.
Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada
musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah :
- Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
- Hubungan tanaman empat persegi panjang.
- Hubungan tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang
e) Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali
pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam
selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.
4.
PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
a. Penyulaman dan penyiangan.
Yang harns diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
- Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
- Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
- Pengairan secara terus menerus
- Pengairan secara piriodik
c.Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat
penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk
yang sering digunakan oleh petani berupa :
- Pupuk alam ( organik )
- Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
- Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
- Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
- Atau disesuaikan dengan analisa tanah